1000 Th LAgikah

Posted by mas_husnan On Sabtu, 23 Februari 2008 0 disinilah.

1000 tahun lagikah ?



Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari lari gembira di
atas jalanan menyebrangi kawasan lampu merah karet baju merahnya yang
kebesaran melambai lambai di tiup angin tangan kanannya memegang es krim
sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk di cicipi sementara tangan
kirinya mencengkram ikatan sabuk celana ayahnya Yani dan ayahnya memasuki
wilayah pemakaman umum karet berputar sejenak ke kanan dan kemudian duduk di
atas seonggok nisan bertuliskan :

Hj Rajawali binti Muhammad Meninggal Tanggal :19-10-1905 : 20-01-1965

Nak, ini kubur nenekmu mari kita berdoa untuk nenekmu Yani melihat wajah
ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yang mengangkat ke atas dan ikut
memejamkan mata seperti ayahnya dan ia mendengarkan ayahnya berdo€a untuk
neneknya. Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya yah Ayahnya
mengangguk sembari tersenyum sembari memandang pusara Ibu-nya. Hemm,
berarti nenek sudah meninggal 36 tahun meninggal ya yah? kata Yani berlagak
sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. Betul nak nenekmu sudah di
dalam kubur selama 36 tahun. Yani memutar kepalanya, memandang sekeliling,
banyak kuburan di sana, di samping kuburan neneknya ada kuburan tua
berlumut

Muhammad Zaini Meninggal Tanggal 19-02-1882 : 30-01-1910

Hemm, kalau yang itu sudah meninggal 91 tahun yang lalu ya yah jarinya
menunjuk batu nisan disamping kubur neneknya, sekali lagi ayahnya mengangguk
tangannya terangkat mengelus kepala anak satu satunya. Memangnya kenapa
ndhuk? kata sang ayah menatap teduh mata anaknya hmmm.

Ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita
banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka kata Yani sambil meminta
perseteujuan ayahnya, iya kan yah ? ayahnya tersenyum, lalu ? iya kalau
nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 36 tahun dong yah di alam
kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 36 tahun nenek senang di
alam kubur ya nggak yah ? mata Yani berbinar karna bisa menjelaskan
pendapatnya kepada ayahnya. Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak
keningnya berkerut, tampaknya sekali cemas.

Iya nak, kamu pintar. Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah di
atas sejadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya 36 tahun hingga
sekarang kalau kiamat datang 100 tahun lagi 136 tahun disiksa atau bahagia
di kubur lalu ia menunduk meneteskan air mata kalau ia meninggal lalu
banyak dosanya lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti ia akan disiksa
1000 tahun? Innalillaahi wa inna ilaihi roojiun, air matanya semakin
banyak menetes sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000
tahun ke depan kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia
akan disiksa di kubur lalu setelah dikubur? Bukankah akan lebih parah lagi?
tahankah ia? Padahal melihat adegan preman dipukuli massa di televisi
kemarin ia sudah tak tahan?

Ya Allah ia semakin menunduk tangannya terangkat keatas bahunya naik turun
tak teratur .air matanya semakin membanjiri jenggotnya, Allahumma as aluka
khusnul khootimah berulang kali di bacanya doa itu hingga suaranya serak dan
ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani, dihampirinya Yani anaknya
yang tertidur di atas dipan bambu dan dibetulkan letak selimutnya, dan
plak seekor nyamuk berada di dahi Yani. Yani terus tertidur tanpa tahu,
betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya
arti sebuah kehidupan dan apa yang akan datang di depannya.

0 disinilah.:

Posting Komentar