GENDAM ASMARADANA

Posted by mas_husnan On Senin, 30 Juni 2008 0 disinilah.

Ketika Adipati Panjer pertama memerintah di Panjer, sang Adipati punya kegemaran menyabung ayam. Pada suatu hari ketika di pandapa ada permainan sabung ayam, banyak orang menonton permainan itu. Saat itu ada seorang penyabung ayam yang bernama Gendam Asmaradana ikut menonton bersama-sama orang banyak.

Seperti sudah diceritakan diatas, Gendam Asmaradana ikut melihat permainan menyabung ayam. Gendam Asmaradana maju lalu duduk dimuka. Sang Adipati duduk bersanding dengan nyonya adipati. Ketika nyai adipati melihat ketampanan Gendam Asmaradana darahnya mengalir deras dan langsung jatuh cinta kepada sang perjaka, ia lupa bahwa ia sedang duduk bersanding dengan Sang Adipati Panjer. Pendangannya selalu tertuju pada Gendam Asmaradana.

Sang Adipati tahu dan mengerti bahwa istrinya sangat tertarik pada ketampanan Gendam Asmaradana. Dia sangat marrah dan mengambil kerisnya. Keris itu langsung ditusukkan ke dada lelaki yang menarik perhatian istrinya. Gendam Asmaradana terkejut dan melonjak. Seketika itu juga ia berusaha membela diri dengan mencabut pedang dari sarungnya. Senjata itu di bacokkan ke pinggang sang Adipati, darah segar mengalir dari lukanya. Adipati Panjer lari kea rah mata air atau sumber milinya, sendang kalasan. Mata air itu mempunyai khasiat dapat menyembuhkan luka-luka. Sebelum sampai di tempat tujuan, Gendam Asmaradana lari menyusul musuhny dengan berteriak “Hoi, jangan lari, kalau anda memang berwatak kesatria berhentilah jangan lari”.

Sang Adipati setelah tau dikejar dan ditantang oleh Gendam Asmaradana lalu berhenti. Tapi tak lama kemudian dai roboh dan langsung mangkat (meningal dunia). Ketika Gendam Asmaradana melihat sang adipati sudah meninggal, ia lari dan dikejar orang banyak. Ia lari menuju kerumahnya, tetapi masih terus dikejar. Gendam Asmaradana lalu lari lagi kea rah mata air di telaga kalasan dan langsung melompat menceburkan dirinya ke dalam air telaga. Dia masih dikejar juga oleh pengikut Adipati Panjer. Seluruh dasar telaga diselami dan diaduk untuk mencari Gendam Asmaradana, namun yang dicari tidak juga ditemukan, mungkin Gendam Asmaradana menjadi siluman atau demit di telaga kalasan. Orang-orang lalu bubar”.

Read More.....