Sabda Rasulullah SAW : "Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak busa/buih laut".
1. Mengucap Bismillah pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap Alhamdulillah pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap Astagfirullah jika lidah tersilap perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap Insya Allah jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap La haula wala kuwwata illa billah jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. Mengucap inna lillahi wa inna ilaihi rajiun jika menghadapi dan menerima musibah.
7. Mengucap La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah sepanjang siang malam sehingga tak terpisah dari lidahnya
Dari tafsir hanafi, mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa!
Jibril pernah datang pd nabi SAW dan berkata : "Hai Muhammad hiduplah sesukamu tapi ingat bahwa engkau akan mati, beramallah sesukamu tapi ingat bahwa engkau akan dibalas kelak, cintailah siapapun yg kau sukai tapi ingat bahwa kau pasti akan meninggalkannya. Ketahuilah bahwa keutamaan seorang mu'min adalah qiyamul lail, dan kemuliaannya adalah ketidakbutuhannya pd manusia."
Sahabat abu Darda ra berkata :
1. Orang yg ketika bertemunya 2 pasukan maka ia berada paling depan mengorbankan jiwanya, maka berfirman Allah SWT : Lihatlah hamba-Ku itu betapa sabarnya ia untuk bertemu dg-Ku dg mengorbankan jiwanya.
2. Orang yg mempunyai seorang istri yg sangat cantik dan ranjang yg sangat empuk dan indah, tapi ia bangun di malam hari, maka Allah SWT berfirman : Lihatlah hamba-Ku itu, ia rela meninggalkan semua kenikmatannya demi menemui-Ku padahal kalau ia mau ia bisa saja terus tidur.
3. Orang yg dlm safar dg kendaraannya tapi ia tetap bangun dimalam hari baik dlm keadaan sulit maupun lapang.
Demikian indahnya kehidupan para para pencinta malam ini sehingga asyik-masyuknya mereka berduaan dg kekasihnya Yang Maha Indah dan Maha Abadi itu mampu mengalahkan segala gemerlap dan glamour kehidupan dunia.
Simaklah kisah kesibukan salah seorang pencinta malam ini yg bernama Ubbad bin Basyir ra sepulangnya dari perang Dzatu Riqa' yg sangat dahsyat sehingga kaki2 para sahabat ra dibalut dg kain karena hancur akibat perjalanan yg amat jauh ditengah panas sahara yg membakar. Ditengah kelelahan yg sangat sepulang peperangan dan dalam perjalanan yg melelahkan maka tibalah waktu malam dan para sahabat dibagi giliran hirosah (jaga malam).
Ubbad bin Bisyr ra ketika melihat semua sahabat sudah terlelap maka ia segera bangkit berwudhu dan berdiri shalat serta membaca ayat-ayat al-Qur'an dan seketika berlinangan airmatanya, ia begitu menikmati bacaan tsb sehingga tdk menyadari datangnya penyelinap yg mendekatinya. Sesaat kemudian sang tamu tak diundang melepaskan panahnya dan menancap di tubuh Ubbad ra, tetapi ia merasa sayang untuk memutuskan bacaannya maka diteruskannyalah bacaannya.
Sesaat lagi menancaplah panah yg kedua ke tubuhnya, sekali lagi ia terhenti sejenak lalu kembali ia meneruskan bacaannya, maka menancaplah panah ketiga dan rubuhlah tubuh Ubbad ra ke tanah, lalu ia membangunkan Ammar bin Yasir ra yg tidur didekatnya. Maka terkejutlah Ammar dan berkata : "Subhanallah mengapa tdk kau bangunkan aku pd panah yg pertama?" Maka jawab Ubbad ra : "Demi Allah, aku sedang membaca kata2 Kekasihku, jika seandainya tdk karena aku takut mengkhianati tugasku ini, niscaya aku lebih suka diputuskan nyawaku daripada diputuskan bacaanku itu." Dan wafatlah Ubbad ra dlm kecintaannya kepada sang Kekasih. (Sirah Ibnu Hisyam)
Dan dalam hadits yg diriwayatkan oleh Hudzaifah ibnul Yaman ra disebutkan bagaimana panjang, lama dan berkualitasnya qiyamul lail nabi SAW sbb : "Saya pernah shalat malam berjamaah dg nabi SAW, maka beliau membaca surah al-Baqarah, maka aku berkata dlm hati : Nampaknya beliau akan ruku' setelah membaca 100 ayat. Ternyata beliau meneruskan shalatnya, maka aku berkata lagi dlm hati : Nampaknya beliau akan membaca seluruh
Allahumma inni as 'alukasy syuqu ila liqo'ika ...
Nasruddin pernah bekerja pada seorang yang sangat kaya, tetapi seperti biasanya ia mendapatkan kesulitan dalam pekerjaannya.
Pada suatu hari orang kaya itu memanggilnya, katanya, "Nashruddin kemarilah kau. Kau ini baik, tetapi lamban sekali. Kau ini tidak pernah mengerjakan satu pekerjaan selesai sekaligus. Kalau kau kusuruh beli tiga butir telur, kau tidak membelinya sekaligus. Kau pergi ke warung, kemudian kembali membawa satu telur, kemudian pergi lagi, balik lagi membawa satu telur lagi, dan seterusnya, sehingga untuk beli tiga telur kamu pergi tiga kali ke warung."
Nashruddin menjawab, "Maaf, Tuan, saya memang salah. Saya tidak akan mengerjakan hal serupa itu sekali lagi. Saya akan mengerjakan sekaligus saja nanti supaya cepat beres."
Beberapa waktu kemudian majikan Nashruddin itu jatuh sakit dan iapun menyuruh Nashruddin pergi memanggil dokter. Tak lama kemudian Nashruddin pun kembali, ternyata ia tidak hanya membawa dokter, tetapi juga bebarapa orang lain. Ia masuk ke kamar orang kaya itu yang sedang berbaring di ranjang, katanya, "Dokter sudah datang, Tuan, dan yang lain-lain sudah datang juga."
"Yang lain-lain? Tanya orang kaya itu. "Aku tadi hanya minta kamu memanggil dokter, yang lain-lain itu siapa?"
Alkisah di sebuah istana, Putri Murasaki sedang sakit berat, karena itu Ratu Akashi pun berkenan mengunjunginya. Selama mereka berbincang-bincang, angin musim gugur bertiup, daun semanggi pun berayun-ayun, indah berkilauan diterpa matahari senja.
Tak lama Pangeran Genji datang menghampiri, ia melihat sang putri sedang bangun dan menatapi taman. Pangeran terkejut, dan bertanya, "Duhai Putri apakah engkau baik-baik saja? Senang-kah engkau berbincang dengan sang Ratu?" Putri Murasaki pun tersentuh hatinya karena ucapan sang Pangeran yang penuh kasih. Ia pun membuat sebuah puisi yang menggambarkan dirinya yang tak dapat hidup lebih lama lagi, laksana embun di daun semanggi yang cepat menghilang.
Seraya memandangi pohon semanggi yang berayun-ayun, seperti akan menjatuhkan embun-embunnya, Pangeran Genji membuat balasan untuk puisi itu sambil menitikkan air matanya. Dengan tangan digenggam oleh Ratu, Putri Murasaki mengakhiri hidupnya yang singkat seperti embun menjelang fajar.
Kisah diatas adalah sebuah Genji monogatari dari Jepang. Sebuah kisah yang menggambarkan sosok Putri Murasaki yang usianya begitu singkat, laksana embun-embun di daun semanggi. Di dunia ini bukankah kehidupan kita pun bagaikan embun, ia menghilang ketika fajar menjelang, tidaklah mungkin untuk merubah takdir siapa yang mendahului dan siapa yang ditinggalkan, karena itu semua telah ditakdirkan oleh-Nya.
Dulu (atau sekarang masih?) kalau kita ikut ceramah di masjid-masjid, lalu ustadznya ngomong masalah kematian kadang kita ngedumel, "Nih ustadz, ceramahnya mati melulu, lha masih muda kok diingetin mati sih. Belum nikah bo!!!" Lebih-lebih lagi kalo ustadznya udah nakutin-nakutin, "Ntar kalo mati itu kasurnya tanah, temannya ulat, sendirian, gelap gulita, bla...bla...bla...," pokoknya yang serem-serem, jadi tambah gondok. Dalam hati langsung berkata, "Ih...nih ustadz, reseh banget, pake' nakut-nakutin lagi. Auk ah gelap!!!"
Biasanya ustadz-ustadz yang suka ngomongin masalah kematian 'peminatnya' dikit, coba kalo tema ceramahnya tentang pernikahan, cinta, dan yang 'sebangsa' bisa melimpah ruah hingga emperan gedung :-)
Walaupun pernikahan merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW, namun dalam Islam kita juga diingatkan untuk selalu banyak-banyak mengingat kematian, karena orang yang cerdas ialah orang yang mengendalikan
dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian.
Mati itu juga bukan haknya orangtua aja
Dan kematian bukanlah sesuatu yang harus kita benci, karena kematian adalah bagaikan jalan pertemuan dengan Allah, dan barang siapa yang membenci pertemuan dengan-Nya, maka Allah pun membenci pertemuan dengannya [Bukhari dan Muslim]. Kita harus selalu siap saat kematian itu menyergap kita, dan selalu mempersiapkan diri ini dalam keadaan yang
diridhoi-Nya.
Menurut Said Hawwa dalam bukunya Mensucikan Jiwa, cara untuk mengingat kematian adalah dengan mengosongkah hati ini dari segala sesuatu kecuali dzikrul maut, dan caranya adalah dengan mengingat saudara-saudaranya yang telah mendahului. Bukankah orang yang paling berbahagia adalah orang yang dapat mengambil pelajaran dari orang lain? Bahkan Umar bin Abdul Aziz pernah berkata, "Tidakkah kalian melihat bahwa kalian setiap hari menyiapkan orang yang pergi dan pulang kepada Allah, kalian meletakkannya di atas tanah dan membantalkan tanah dengan meninggalkan para kekasih dan terputus segala upaya."
Dengan terus menerus menghadirkan pikiran-pikiran tersebut, mengunjungi orang-orang yang sakit dan menghadiri upacara penguburan, itu merupakan salah satu jalan dzikrul maut. Bahkan, Ar-Rabi' bin Kha Khaitsam menggali kuburan di rumahnya dan setiap hari ia tidur di dalamnya beberapa kali untuk senantiasa mengingat kematian. Bahkan ia berkata, "Seandainya mengingat kematian berpisah dari hatiku sesaat saja, niscaya hatiku rusak."
Emang sih dunia ini diciptakan indah dalam pandangan mata. Dihiasi taman-taman bunga yang indah, anak-anak sebagai penghibur diri, istri yang cantik, suami yang ganteng, makanan yang beraneka rupa, harta, tahta, dll. Namun semua itu pada akhirnya juga akan kita tinggalkan, tak ada yang terbawa ke alam kubur kecuali hanya kain kafan untuk membungkus diri ini.
Kematian memang mestinya tak perlu menjadi sesuatu yang ditakuti, karena niscaya ia akan datang menghampiri pada waktunya nanti. Dan sesungguhnya yang terpenting adalah mempersiapkan diri ini hingga kelak kematian itu menjadi indah. Isy kariman aw mut syahidan, hidup mulia atau mati syahid, demikian pesan Sayyid Qutb!
Selamat berjuang untuk hidup secara mulia di dunia ini ya akhi wa ukhti fillah, mulia dipandangan manusia terlebih lagi mulia dipandangan Allah SWT, hingga kematian syahid menemui kita.
Wallahu a'lam bishshawab.
1. Taubat menghapuskan dosa-dosa seolah-olah ia tidak berdosa.
"orang yang bertaubat dari dosa seolah-olah ia tidak berdosa" (HR. Ibnu
Majah, Shahih Jami'us Shaghir 3005)
Allah berfirman (artinya): "Kecuali orang-orang bertaubat, beriman dan
mengerjakan amal shalih, maka Allah akan ganti kejahatan mereka dengan
kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Panyayang. " (Q. S. 25: 70).
2. Allah berjanji menerima taubat mereka.
Allah berfirman(artinya): " Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah
menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. " (O.S. 9: 104).
3. Orang yang istiqamah dalam taubatnya adalah sebaik-baiknya manusia.
Nabi SAW bersabda: "Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik
orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat. " (HR. Ahmad 3: 198. Shahih
Jami'us Shaghir 4391)
"Seandainya hamba-hamba Allah tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan
menciptakan makhluq yang berbuat dosa kemudian " mereka istighfar (minta
ampun kepada Allah), lalu Allah mengampuni dosa mereka. Dan Dia adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (HR. Hakim 4: 246) .
Obat Mujarab agar bisa istiqamah dalam Taubat.
Setiap penyakit ada obatnya dan setiap penyakit ada ahli yang dapat
menangani untuk menyembuhkannya. obat penyakit badan dan tubuh bisa
diserahkan kepada dokter. tetapi penyakit hati hanya bisa diobati dengan
kembali kepada agama yang benar.
Hati yang lalai merupakan pokok segala kesalahan, dan penyakit hati ini
lebih banyak dari penyakit badan, karena orang tersebut tidak merasa bahwa
dirinya sedang sakit, akibat dari penyakit ini seolah-olah tidak tampak di
dunia ini. Adapun obat mujarab bagi penyakit hati sesudah ia kembali kepada
agama yang benar ialah:
1.Mengingat ayat-ayat Allah yang menakutkan dan mengerikan tentang siksa
yang pedih bagi orang--rang yang berbuat dosa dan maksiat Membaca Juz Amma
dan artinya permisalnya dan sebaiknya dihafalkan.
2. Membaca hikayat nabi-nabi dan para salafus shalih serta musibah-musibah
yang menimpa mereka dan umatnya akibat dosa yang mereka lakukan.
3. Selalu mengingat bahwa setiap dosa dan maksiat mempunyai akibat jelek
didunia maupun di akhirat.
4. Senantiasa mengingat ayat-ayat dan hadits-hadist yang mengisahkan tentang
siksa-siksa dari satu persatu dosa, seperti dosa minum khamar, riba, zina,
ghibah dan lain--ain.
5. Membaca istighfar dan sayyidul Ghafar setiap hari.
Semoga Allah memberi taufik dan hidayahNya kepada kita, menuntun kita untuk
segera bertaubat serta memberi kita kesudahan yang baik, khusnul khatimah.
Amin*
> Amalkanlah...insyaallah dilindungi Allah selalu.
> Ayat ini diturunkan setelah hijrah. Semasa penurunannya
> ia telah diiringi oleh beribu-ribu malaikat kerana kebesaran dan
> kemuliaannya. Syaitan dan iblis juga menjadi gempar kerana adanya satu
> perintang dalam perjuangan mereka. Rasullah s.a.w. dengan segera
> memerintahkan Zaid b Tsabit menulis serta menyebarkannya.
> Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan khusyuk setiap kali selepas
> sembahyang fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali
> keluar masuk rumah atau hendak musafir, insyaAllah akan terpeliharalah
> dirinya dari godaan syaitan,kejahatan manusia, binatang buas yang akan
> memudaratkan dirinya bahkan keluarga, anak-anak, harta bendanya juga
> akan
> terpelihara dengan izin Allah s.w.t.
> Mengikut keterangan dari kitab"Asraarul Mufidah" sesiapa mengamalkan
> membacanya setiap hari sebanyak 18 kali maka akan dibukakan dadanya
> dengan
> berbagai hikmah, dimurahkan rezekinya, dinaikkan darjatnya dan
> diberikannya
> pengaruh sehingga semua orang akan menghormatinya serta terpelihara ia
> dari
> segala bencana dengan izin Allah.
> Syeikh Abu Abbas ada menerangkan, siapa yang membacanya sebanyak 50
> kali
> lalu ditiupkannya pada air hujan kemudian diminumnya,
> InsyaAllah Allah akan mencerdaskan akal fikirannya serta memudahkannya
> menerima ilmu pengetahuan.
> Untuk amalan kita semua.....
> Fadhilat Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-Hadis Rasullullah s.a.w.
> bersabda
> bermaksud: "Sesiapa pulang ke rumahnya serta membaca ayat Kursi, Allah
> hilangkan segala kefakiran di depan matanya.
> Sabda baginda lagi; "Umatku yang membaca ayat Kursi 12 kali pada pagi
> Jumaat, kemudian berwuduk dan sembahyang sunat dua rakaat, Allah
> memeliharanya daripada kejahatan syaitan dan kejahatan pembesar."
> Orang yang selalu membaca ayat Kursi dicintai dan dipelihara Allah
> sebagaimana DIA memelihara Nabi Muhammad.
> Mereka yang beramal dengan bacaan ayat Kursi akan mendapat pertolongan
> serta perlindungan Allah daripada gangguan serta hasutan syaitan.
> Pengamal ayat Kursi juga, dengan izin Allah, akan terhindar daripada
> pencerobohan pencuri. Ayat Kursi menjadi benteng yang kuat menyekat
> pencuri daripada memasuki rumah. Mengamalkan bacaan ayat Kursi juga
> akan
> memberikan keselamatan ketika dalam perjalanannya.
> Ayat Kursi yang dibaca dengan penuh khusyuk, insya-Allah, boleh
> menyebabkan syaitan dan jin terbakar. Jika anda berpindah ke rumah
> baru
> maka pada malam pertama anda menduduki rumah itu eloklah anda membaca
> ayat
> Kursi 100 kali, insya-Allah mudah-mudahan anda sekeluarga terhindar
> daripada gangguan lahir dan batin.
> Barang siapa membaca ayat Al-Kursi apabila berbaring di tempat
> tidurnya,
> Allah mewakilkan 2 orang Malaikat memeliharanya hingga subuh. Barang
> siapa
> membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang Fardhu, ia akan
> berada
> dalam lindungan Allah hingga sembahyang yang lain.
> Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sembahyang, tidak
> menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut, dan barang
> siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah memelihara akan dia ke
> atas
> rumahnya, rumah jirannya & ahli rumah2 di sekitarnya.
> Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir tiap-tiap sembahyang
> Fardhu,
> Allah menganugerahkan dia hati-hati orang yang bersyukur
> perbuatan2 orang yang benar, pahala nabi2 juga Allah melimpahkan
> padanya
> rahmat.
> Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah
> mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya, mereka semua memohon keampunan
> dan
> mendoakan baginya.
> Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang Allah azza
> wajalla akan mengendalikan pengambilan rohnya dan ia adalah
> seperti orang yang berperang bersama nabi Allah sehingga mati syahid.
> Barang siapa yang membaca ayat al-Kursi ketika dalam kesempitan
> niscaya
> Allah berkenan memberi pertolongan kepadanya Dari Abdullah bin 'Amr
> r.a.
> Rasullullah s.a.w. bersabda, " SAMPAIKANLAH PESANKU BIARPUN SATU
> AYAT...."
> Semoga Allah menerima amal ibadah puasa kita...Amin.
Kata orang, bunga adalah simbol kasih sayang. Sehingga nggak salah-salah amat kalo William Shakespeare bilang, "Katakanlah dengan Bunga."
Nah, itu pula yang saat ini dirasakan Ogi. Lihat saja, wallpaper di komputernya dipenuhi dengan gambar bunga-bunga yang indah. Entahlah, barangkali Ogi memang sedang jatuh cinta atau ada sesuatu yang lain. Ogi tampak sibuk mencari-cari CD dalam rak yang dipenuhi bermacam-macam koleksi compact disc itu, dari mulai CD program, VCD, CD musik sampai CD gim. Nggak lama tampak kepuasan menghias wajahnya. "Nah, ini yang aku cari!" matanya berbinar, sambil cepat tangan kirinya memijit tombol eject di CD-drive-nya yang 40 speed itu.
Tangan kanannya aktif menggerak-gerakkan mouse mencari icon yang diinginkan. Sejenak kemudian ia mengklik icon bertuliskan PowerDVD. Lalu muncul tampilan untuk memutar VCD dalam tata suara dan gambar sekualitas DVD. Ogi menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Ia sedikit nyantai sambil menunggu munculnya gambar di layar monitornya.
"Ah, aku ingin mengenang masa lalu," Ogi membatin. Dan gambar yang ditunggu pun muncul. Sambil menikmati tayangan itu, ternyata Ogi nggak bisa menghilangkan memori tentang gadis yang menyita perhatiannya.
"Ah, lagi-lagi dia menyita perhatianku!" ucap Ogi sambil tarik nafas panjang.
Ogi tak bisa membohongi diri bahwa gadis itu mampu mencairkan dinding es yang selama ini mulai ia bangun. Meski Ogi sendiri nggak terlalu serius menanggapinya. Maklum kejadian sebulan yang lalu yang telah membuatnya shock. Gimana nggak, Ogi sempat digosipkan 'jadian' sama Leony. Udah gitu yang menggosipkannya Rosa, lagi. Benar-benar kacau. Meski begitu, terus terang diam-diam Ogi memang tak bisa melupakan kelakuan orang yang hobinya memetik kembang kertas di taman sekolah, yang tak lain adalah si anak baru di kelasnya, Leony! Ah, Ogi kayaknya makin bingung saja. Abisnya kalo rasa suka itu nggak mengenal musim dan orang. Ya, memang sulit untuk menghilangkannya begitu saja, meski Ogi sebenarnya tak ingin hal ini terjadi. Apalagi sampai diketahui banyak orang. Termasuk Rosa. Bagaimanapun Rosa adalah masa lalunya. Masa lalu yang kadang kala sulit juga untuk dilupakan. Tapi, Ogi juga memang menyadari kok, bahwa sampai pada titik tertentu ia harus realistis. Yes it's hard to understand.
Hari Senin yang cerah. Ogi pun sudah nggak telat datang ke sekolah. Entahlah, apakah disiplinnya sudah tinggi atau memang ada yang dicari. Naga-naganya sih, emang ada udang di balik bakwan. Apalagi kalo bukan menonton aksi petik kembang kertas-nya Leony.
Udara Jakarta masih seperti hari-hari kemarin, semilir angin yang berhembus terasa tak enak, karena sudah bercampur asap dari knalpot yang kaya dengan timbal. Meski begitu, tak ada pilihan lain kecuali menerima sebagai sebuah keharusan hidup.
Ketika Ogi memasuki gerbang sekolah, Ogi keheranan karena ternyata anak-anak yang kebetulan duluan datang malah berkerumun di taman sekolah
"Ngapain tuh anak pada ngumpul di situ?" Ogi membatin sambil tetap melangkahkan kakinya menuju kerumunan anak-anak.
"Jangan-jangan mau ikutan lihat aksinya Leony si pemetik kembang kertas itu?" Ogi rada-rada nggak rela kalo mereka harus melihat juga aksi aneh Leony.
"Assalamu'alaikum!" Jamil yang kebetulan sudah ikutan berkerumun menyapa Ogi.
"Eh, wa'alaikum salam!" Ogi membalas salam Jamil.
"Mil, ada apa sih, kok tumben pagi-pagi udah rame?" Ogi setengah berbisik kepada Jamil.
Ogi keheranan sambil mengernyitkan dahinya. Ogi nggak ngerti. Tapi rasa penasarannya membuat ia ingin melihat lebih jauh kondisi taman kembang kertas itu.
"Gi! Sabar!" kata Jamil sambil setengah menarik lengan Ogi.
Ogi hanya memandang lekat wajah teman akrabnya itu. Tapi hanya sebentar saling beradu pandang, karena kemudian tanpa bisa dicegah Jamil, Ogi sudah menerobos kerumunan anak-anak di taman kembang kertas itu.
Begitu nyampe, Ogi ikutan melihat apa yang sedang dilihat sama anak-anak. Ternyata di bawah salah satu pohon kembang kertas ada sekitar empat alat suntik dari plastik. Di sampingnya ada semacam alat untuk membantu pembakaran tergeletak nggak jauh dari alat suntik itu. Ogi sendiri belum ngerti tentang alat-lat tersebut.
"Siapa yang praktek dokter di sini, ya?" Ogi ngomong sekenanya.
"Hus.. sembarangan!" anak sebelah Ogi yang tak lain adalah Helmi berkomentar.
"Lalu siapa yang telah melakukan ini. Dan maksudnya apa?" Ogi tetap nggak ngerti. Tepatnya polos.
"Gi, ini alat untuk memasukan putauw ke tubuh!" Jamil ngasih tahu
"Putauw?" Ogi baru ngeh. Bukan apa-apa, selama ini Ogi memang sering mendengar anak-anak muda yang terjun ke dunia khayalan dengan menghirup putauw atau sabu-sabu. Tapi terus terang saja, kalo Ogi baru tahu wujud salah satu alat yang dipakai untuk memenuhi nafsu sakauw itu.
"Aku heran, Mil. Kenapa alat ini ada di sini?" Ogi mulai memutar otaknya
"Nah, itu juga yang aku pikirkan, Gi!" Jamil ikut-ikutan mikirin.
"Ada dua kemungkinan yang aku pikirkan tentang itu," Ogi mencoba menganilisis.
"Begini, Mil. Pertama, ini ada orang lain alias bukan anak sekolah kita yang hari minggu kemarin atau malam minggu kemarin melakukan pesta putauw di sini. Dan yang kedua, tentu ini sebetulnya bukan yang kita harapkan.." Ogi nggak meneruskan ucapannya.
"Maksudmu apa, Gi?"
"Ya, yang ngadain pesta putauw ini bukan siapa-siapa. Tapi teman-teman kita.." ucap Ogi getir.
"Ah, nggak mungkin!"
"Lho, kamu dasarnya apa mengatakan bahwa bukan anak sekolah ini yang melakukan?" Ogi balik nanya.
"Anak-anak sekolah kita kan nggak ada yang bandel-bandel banget, gitu, lho!" Jamil ngasih alasan.
"Kemungkinan seperti itu memang ada, Mil! Itu satu sisi. Dan sisi yang lain adalah kenyataan pahit yang harus kita terima. Kita nggak bisa menutup mata bahwa ada anak-anak sekolah ini yang bandel. Kita mungkin nggak tahu gimana aktivitas dia di luar sekolah. Iya kan Mil?" Ogi tetap pada pendapatnya
Ogi menerka-nerka siapa sebenarnya yang melakukan tindakan itu. Mungkinkah teman-temannya? Ia nggak habis pikir. Yang jelas setelah kejadian itu suasana sekolah jadi nggak enak. Banyak polisi datang mengontrol. Hampir tiap hari mereka datang ke sekolah. Ogi dan Jamil yang biasa memantau aksi Leony memetik kembang kertas jadi terganggu. Karena taman kembang kertas yang indah itu sekarang bukan hanya enak dipandang mata, tapi sekaligus menjadi tempat misterius. Setidaknya dengan ditemukannya alat-alat yang konon kabarnya biasa dipakai pengguna putauw dan sabu-sabu yang memang sekarang tengah menggejala sampai ke anak-anak SMU. Betul-betul memprihatinkan.
Tapi kalo memang pengguna itu adalah teman sendiri. Lalu siapa yang telah menjadi korban barang-barang haram itu?
"Mungkinkah si, Ah, aku tak mau su'udzon!" Ogi cepat menepis pikirannya sendiri.
"Mil, aku curiga sebenarnya kepada si Bahtiar teman kita itu," Ogi coba meyakinkan intuisi dirinya. "Kamu nggak boleh su'udzon gitu, Gi!" Jamil mengingatkan Ogi.
"Aku melihat gelagat itu ada pada dirinya!" Ogi berusaha meyakinkan Jamil.
Jamil nggak menanggapi, malah kemudian ia menunjuk ke arah pintu gerbang sekolah.
"Gi, itu Leony. Menurutmu, ia memetik kembang kertas lagi nggak?"
"Kayaknya sih, metik!" Ogi ogah-ogahan.
Tapi mau tidak mau Ogi melihat juga ke arah Leony yang memang tuh anak manis banget. Apalagi dengan lesung pipitnya bila ia tersenyum. Ogi dan Jamil berdebar menyaksikan aksi sang dara melewati taman kembang kertas. Dan seperti biasanya, Leony benar-benar memetik kembang kertas itu dan menggenggamnya erat-erat.
"Aneh!" Jamil dan Ogi hampir berbarengan.
"Gi, kok ada orang yang begitu menyukai kembang kertas, ya?" Jamil betul-betul heran.
"Mil, kamu tak melihat gelagat itu pada Bahtiar?" Ogi kembali menyambung pembicaraan semula. "Entahlah. Aku nggak terlalu jauh harus memvonis dia," Jamil berusaha menghindari obrolan itu.
"Ya, sudahlah, nanti juga kita tahu. Siapa saja sebenarnya yang telah melakukan perbuatan dosa itu," Ogi kehabisan energi untuk berpikir.
Seminggu setelah kasus ditemukannya alat suntik di taman kembang kertas itu mulai ada titik terang. Bahtiar, setidaknya itu adalah analisis Ogi sudah tak masuk sekolah selama tiga hari. Ia dikabarkan kabur dari rumahnya. Entahlah, apakah berkaitan dengan kasus putauw atau memang ada masalah lain. Yang jelas ia kabur membawa mobil kijang milik bapaknya entah kemana. Raib seperti di telan bumi.
Tapi yang pasti dugaan bahwa Bahtiar terlibat kasus putauw berawal dari kabar yang keluar dari mulut rekan akrabnya Bahtiar, Doni. Bahtiar memang rada-rada bandel. Tapi siapa yang nyangka kalo ia terlibat begitu jauh dengan dunia para drug-mania. Secepat itukah Bahtiar berubah? Entahlah kabar yang tersiar memang demikian adanya, setidaknya itu kata Doni.
Doni bilang, Bahtiar memang sudah parah. Dalam seminggu ia bisa sakauw sampai tiga kali. Dan untuk mendapatkan barang haram itu ia harus membobok tabungan miliknya. Bila tak ada, apapun ia akan gadaikan demi serbuk maut untuk memenuhi nafsu sakauw-nya. Mungkin juga mobil kijang milik bapaknya ia gadaikan. Ya, siapa tahu, soalnya satu gram serbuk itu dijual dengan harga 350 ribu perak.
"Ah, Bahtiar, kenapa kamu begitu?" Ogi membatin. Meski ia sendiri masih menyimpan sedikit keraguan terhadapnya. Apakah benar Bahtiar terlibat. Tapi itulah memang yang terjadi.
Ogi baru saja keluar dari musholla ketika ia mendengar ribut-ribut di taman kembang kertas. Malah sebagian anak putri ada yang menangis histeris. Ogi makin kaget. Ia berlari mendekati kerumunan anak-anak.
"Ada apa ini?" Ogi teriak.
"Gi, Bahtiar kecelakaan!"
"Innalillaahi!" tanpa sadar kalimat itu meluncur dari mulut Ogi.
"Sekarang ada di mana?"
"Di rumah sakit Cipto!" kata salah seorang dari mereka. Akhirnya setelah meminta izin kepada Pak Burhan, Ogi, Jamil dan beberapa orang rekannya menuju rumah sakit Cipto.
"Pelan aja Pak!" Ogi berusaha mengingatkan Pak Sobirin, supirnya Pak Burhan ketika mobil itu dipacu dengan kecepatan tinggi.
"Iya Pak, nggak usah tergesa-gesa!" kata Jamil.
"Tenang, Gi!" kata Pak Sobirin singkat.
Setengah jam kemudian mobil yang ditumpangi Ogi dan rekan-rekannya memasuki pintu gerbang rumah sakit Cipto. Setelah diparkir dengan aman, mereka kemudian berlari menuju ruangan gawat darurat tempat Bahtiar dirawat. Tapi mereka tak menemukan. Bahkan informasi dari seorang perawat membuat anak-anak lunglai.
"Kamar Mayat?" Ogi setengah terpekik. Kata orang, bunga adalah simbol kasih sayang. Sehingga nggak salah-salah amat kalo William Shakespeare bilang, "Katakanlah dengan Bunga."
Nah, itu pula yang saat ini dirasakan Ogi. Lihat saja, wallpaper di komputernya dipenuhi dengan gambar bunga-bunga yang indah. Entahlah, barangkali Ogi memang sedang jatuh cinta atau ada sesuatu yang lain. Ogi tampak sibuk mencari-cari CD dalam rak yang dipenuhi bermacam-macam koleksi compact disc itu, dari mulai CD program, VCD, CD musik sampai CD gim. Nggak lama tampak kepuasan menghias wajahnya. "Nah, ini yang aku cari!" matanya berbinar, sambil cepat tangan kirinya memijit tombol eject di CD-drive-nya yang 40 speed itu.
Tangan kanannya aktif menggerak-gerakkan mouse mencari icon yang diinginkan. Sejenak kemudian ia mengklik icon bertuliskan PowerDVD. Lalu muncul tampilan untuk memutar VCD dalam tata suara dan gambar sekualitas DVD. Ogi menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Ia sedikit nyantai sambil menunggu munculnya gambar di layar monitornya.
"Ah, aku ingin mengenang masa lalu," Ogi membatin. Dan gambar yang ditunggu pun muncul. Sambil menikmati tayangan itu, ternyata Ogi nggak bisa menghilangkan memori tentang gadis yang menyita perhatiannya.
"Ah, lagi-lagi dia menyita perhatianku!" ucap Ogi sambil tarik nafas panjang.
Ogi tak bisa membohongi diri bahwa gadis itu mampu mencairkan dinding es yang selama ini mulai ia bangun. Meski Ogi sendiri nggak terlalu serius menanggapinya. Maklum kejadian sebulan yang lalu yang telah membuatnya shock. Gimana nggak, Ogi sempat digosipkan 'jadian' sama Leony. Udah gitu yang menggosipkannya Rosa, lagi. Benar-benar kacau. Meski begitu, terus terang diam-diam Ogi memang tak bisa melupakan kelakuan orang yang hobinya memetik kembang kertas di taman sekolah, yang tak lain adalah si anak baru di kelasnya, Leony! Ah, Ogi kayaknya makin bingung saja. Abisnya kalo rasa suka itu nggak mengenal musim dan orang. Ya, memang sulit untuk menghilangkannya begitu saja, meski Ogi sebenarnya tak ingin hal ini terjadi. Apalagi sampai diketahui banyak orang. Termasuk Rosa. Bagaimanapun Rosa adalah masa lalunya. Masa lalu yang kadang kala sulit juga untuk dilupakan. Tapi, Ogi juga memang menyadari kok, bahwa sampai pada titik tertentu ia harus realistis. Yes it's hard to understand.
Hari Senin yang cerah. Ogi pun sudah nggak telat datang ke sekolah. Entahlah, apakah disiplinnya sudah tinggi atau memang ada yang dicari. Naga-naganya sih, emang ada udang di balik bakwan. Apalagi kalo bukan menonton aksi petik kembang kertas-nya Leony.
Udara Jakarta masih seperti hari-hari kemarin, semilir angin yang berhembus terasa tak enak, karena sudah bercampur asap dari knalpot yang kaya dengan timbal. Meski begitu, tak ada pilihan lain kecuali menerima sebagai sebuah keharusan hidup.
Ketika Ogi memasuki gerbang sekolah, Ogi keheranan karena ternyata anak-anak yang kebetulan duluan datang malah berkerumun di taman sekolah
"Ngapain tuh anak pada ngumpul di situ?" Ogi membatin sambil tetap melangkahkan kakinya menuju kerumunan anak-anak.
"Jangan-jangan mau ikutan lihat aksinya Leony si pemetik kembang kertas itu?" Ogi rada-rada nggak rela kalo mereka harus melihat juga aksi aneh Leony.
"Assalamu'alaikum!" Jamil yang kebetulan sudah ikutan berkerumun menyapa Ogi.
"Eh, wa'alaikum salam!" Ogi membalas salam Jamil.
"Mil, ada apa sih, kok tumben pagi-pagi udah rame?" Ogi setengah berbisik kepada Jamil.
Ogi keheranan sambil mengernyitkan dahinya. Ogi nggak ngerti. Tapi rasa penasarannya membuat ia ingin melihat lebih jauh kondisi taman kembang kertas itu.
"Gi! Sabar!" kata Jamil sambil setengah menarik lengan Ogi.
Ogi hanya memandang lekat wajah teman akrabnya itu. Tapi hanya sebentar saling beradu pandang, karena kemudian tanpa bisa dicegah Jamil, Ogi sudah menerobos kerumunan anak-anak di taman kembang kertas itu.
Begitu nyampe, Ogi ikutan melihat apa yang sedang dilihat sama anak-anak. Ternyata di bawah salah satu pohon kembang kertas ada sekitar empat alat suntik dari plastik. Di sampingnya ada semacam alat untuk membantu pembakaran tergeletak nggak jauh dari alat suntik itu. Ogi sendiri belum ngerti tentang alat-lat tersebut.
"Siapa yang praktek dokter di sini, ya?" Ogi ngomong sekenanya.
"Hus.. sembarangan!" anak sebelah Ogi yang tak lain adalah Helmi berkomentar.
"Lalu siapa yang telah melakukan ini. Dan maksudnya apa?" Ogi tetap nggak ngerti. Tepatnya polos.
"Gi, ini alat untuk memasukan putauw ke tubuh!" Jamil ngasih tahu
"Putauw?" Ogi baru ngeh. Bukan apa-apa, selama ini Ogi memang sering mendengar anak-anak muda yang terjun ke dunia khayalan dengan menghirup putauw atau sabu-sabu. Tapi terus terang saja, kalo Ogi baru tahu wujud salah satu alat yang dipakai untuk memenuhi nafsu sakauw itu.
"Aku heran, Mil. Kenapa alat ini ada di sini?" Ogi mulai memutar otaknya
"Nah, itu juga yang aku pikirkan, Gi!" Jamil ikut-ikutan mikirin.
"Ada dua kemungkinan yang aku pikirkan tentang itu," Ogi mencoba menganilisis.
"Begini, Mil. Pertama, ini ada orang lain alias bukan anak sekolah kita yang hari minggu kemarin atau malam minggu kemarin melakukan pesta putauw di sini. Dan yang kedua, tentu ini sebetulnya bukan yang kita harapkan.." Ogi nggak meneruskan ucapannya.
"Maksudmu apa, Gi?"
"Ya, yang ngadain pesta putauw ini bukan siapa-siapa. Tapi teman-teman kita.." ucap Ogi getir.
"Ah, nggak mungkin!"
"Lho, kamu dasarnya apa mengatakan bahwa bukan anak sekolah ini yang melakukan?" Ogi balik nanya.
"Anak-anak sekolah kita kan nggak ada yang bandel-bandel banget, gitu, lho!" Jamil ngasih alasan.
"Kemungkinan seperti itu memang ada, Mil! Itu satu sisi. Dan sisi yang lain adalah kenyataan pahit yang harus kita terima. Kita nggak bisa menutup mata bahwa ada anak-anak sekolah ini yang bandel. Kita mungkin nggak tahu gimana aktivitas dia di luar sekolah. Iya kan Mil?" Ogi tetap pada pendapatnya
Ogi menerka-nerka siapa sebenarnya yang melakukan tindakan itu. Mungkinkah teman-temannya? Ia nggak habis pikir. Yang jelas setelah kejadian itu suasana sekolah jadi nggak enak. Banyak polisi datang mengontrol. Hampir tiap hari mereka datang ke sekolah. Ogi dan Jamil yang biasa memantau aksi Leony memetik kembang kertas jadi terganggu. Karena taman kembang kertas yang indah itu sekarang bukan hanya enak dipandang mata, tapi sekaligus menjadi tempat misterius. Setidaknya dengan ditemukannya alat-alat yang konon kabarnya biasa dipakai pengguna putauw dan sabu-sabu yang memang sekarang tengah menggejala sampai ke anak-anak SMU. Betul-betul memprihatinkan.
Tapi kalo memang pengguna itu adalah teman sendiri. Lalu siapa yang telah menjadi korban barang-barang haram itu?
"Mungkinkah si, Ah, aku tak mau su'udzon!" Ogi cepat menepis pikirannya sendiri.
"Mil, aku curiga sebenarnya kepada si Bahtiar teman kita itu," Ogi coba meyakinkan intuisi dirinya. "Kamu nggak boleh su'udzon gitu, Gi!" Jamil mengingatkan Ogi.
"Aku melihat gelagat itu ada pada dirinya!" Ogi berusaha meyakinkan Jamil.
Jamil nggak menanggapi, malah kemudian ia menunjuk ke arah pintu gerbang sekolah.
"Gi, itu Leony. Menurutmu, ia memetik kembang kertas lagi nggak?"
"Kayaknya sih, metik!" Ogi ogah-ogahan.
Tapi mau tidak mau Ogi melihat juga ke arah Leony yang memang tuh anak manis banget. Apalagi dengan lesung pipitnya bila ia tersenyum. Ogi dan Jamil berdebar menyaksikan aksi sang dara melewati taman kembang kertas. Dan seperti biasanya, Leony benar-benar memetik kembang kertas itu dan menggenggamnya erat-erat.
"Aneh!" Jamil dan Ogi hampir berbarengan.
"Gi, kok ada orang yang begitu menyukai kembang kertas, ya?" Jamil betul-betul heran.
"Mil, kamu tak melihat gelagat itu pada Bahtiar?" Ogi kembali menyambung pembicaraan semula. "Entahlah. Aku nggak terlalu jauh harus memvonis dia," Jamil berusaha menghindari obrolan itu.
"Ya, sudahlah, nanti juga kita tahu. Siapa saja sebenarnya yang telah melakukan perbuatan dosa itu," Ogi kehabisan energi untuk berpikir.
Seminggu setelah kasus ditemukannya alat suntik di taman kembang kertas itu mulai ada titik terang. Bahtiar, setidaknya itu adalah analisis Ogi sudah tak masuk sekolah selama tiga hari. Ia dikabarkan kabur dari rumahnya. Entahlah, apakah berkaitan dengan kasus putauw atau memang ada masalah lain. Yang jelas ia kabur membawa mobil kijang milik bapaknya entah kemana. Raib seperti di telan bumi.
Tapi yang pasti dugaan bahwa Bahtiar terlibat kasus putauw berawal dari kabar yang keluar dari mulut rekan akrabnya Bahtiar, Doni. Bahtiar memang rada-rada bandel. Tapi siapa yang nyangka kalo ia terlibat begitu jauh dengan dunia para drug-mania. Secepat itukah Bahtiar berubah? Entahlah kabar yang tersiar memang demikian adanya, setidaknya itu kata Doni.
Doni bilang, Bahtiar memang sudah parah. Dalam seminggu ia bisa sakauw sampai tiga kali. Dan untuk mendapatkan barang haram itu ia harus membobok tabungan miliknya. Bila tak ada, apapun ia akan gadaikan demi serbuk maut untuk memenuhi nafsu sakauw-nya. Mungkin juga mobil kijang milik bapaknya ia gadaikan. Ya, siapa tahu, soalnya satu gram serbuk itu dijual dengan harga 350 ribu perak.
"Ah, Bahtiar, kenapa kamu begitu?" Ogi membatin. Meski ia sendiri masih menyimpan sedikit keraguan terhadapnya. Apakah benar Bahtiar terlibat. Tapi itulah memang yang terjadi.
Ogi baru saja keluar dari musholla ketika ia mendengar ribut-ribut di taman kembang kertas. Malah sebagian anak putri ada yang menangis histeris. Ogi makin kaget. Ia berlari mendekati kerumunan anak-anak.
"Ada apa ini?" Ogi teriak.
"Gi, Bahtiar kecelakaan!"
"Innalillaahi!" tanpa sadar kalimat itu meluncur dari mulut Ogi.
"Sekarang ada di mana?"
"Di rumah sakit Cipto!" kata salah seorang dari mereka. Akhirnya setelah meminta izin kepada Pak Burhan, Ogi, Jamil dan beberapa orang rekannya menuju rumah sakit Cipto.
"Pelan aja Pak!" Ogi berusaha mengingatkan Pak Sobirin, supirnya Pak Burhan ketika mobil itu dipacu dengan kecepatan tinggi.
"Iya Pak, nggak usah tergesa-gesa!" kata Jamil.
"Tenang, Gi!" kata Pak Sobirin singkat.
Setengah jam kemudian mobil yang ditumpangi Ogi dan rekan-rekannya memasuki pintu gerbang rumah sakit Cipto. Setelah diparkir dengan aman, mereka kemudian berlari menuju ruangan gawat darurat tempat Bahtiar dirawat. Tapi mereka tak menemukan. Bahkan informasi dari seorang perawat membuat anak-anak lunglai.
"Kamar Mayat?" Ogi setengah terpekik.
BY: SHOLIHIN
Ketika Adipati Panjer pertama memerintah di Panjer, sang Adipati punya kegemaran menyabung ayam. Pada suatu hari ketika di pandapa ada permainan sabung ayam, banyak orang menonton permainan itu. Saat itu ada seorang penyabung ayam yang bernama Gendam Asmaradana ikut menonton bersama-sama orang banyak.
Seperti sudah diceritakan diatas, Gendam Asmaradana ikut melihat permainan menyabung ayam. Gendam Asmaradana maju lalu duduk dimuka. Sang Adipati duduk bersanding dengan nyonya adipati. Ketika nyai adipati melihat ketampanan Gendam Asmaradana darahnya mengalir deras dan langsung jatuh cinta kepada sang perjaka, ia lupa bahwa ia sedang duduk bersanding dengan Sang Adipati Panjer. Pendangannya selalu tertuju pada Gendam Asmaradana.
Sang Adipati tahu dan mengerti bahwa istrinya sangat tertarik pada ketampanan Gendam Asmaradana. Dia sangat marrah dan mengambil kerisnya. Keris itu langsung ditusukkan ke dada lelaki yang menarik perhatian istrinya. Gendam Asmaradana terkejut dan melonjak. Seketika itu juga ia berusaha membela diri dengan mencabut pedang dari sarungnya. Senjata itu di bacokkan ke pinggang sang Adipati, darah segar mengalir dari lukanya. Adipati Panjer lari kea rah mata air atau sumber milinya, sendang kalasan. Mata air itu mempunyai khasiat dapat menyembuhkan luka-luka. Sebelum sampai di tempat tujuan, Gendam Asmaradana lari menyusul musuhny dengan berteriak “Hoi, jangan lari, kalau anda memang berwatak kesatria berhentilah jangan lari”.
Sang Adipati setelah tau dikejar dan ditantang oleh Gendam Asmaradana lalu berhenti. Tapi tak lama kemudian dai roboh dan langsung mangkat (meningal dunia). Ketika Gendam Asmaradana melihat sang adipati sudah meninggal, ia lari dan dikejar orang banyak. Ia lari menuju kerumahnya, tetapi masih terus dikejar. Gendam Asmaradana lalu lari lagi kea rah mata air di telaga kalasan dan langsung melompat menceburkan dirinya ke dalam air telaga. Dia masih dikejar juga oleh pengikut Adipati Panjer. Seluruh dasar telaga diselami dan diaduk untuk mencari Gendam Asmaradana, namun yang dicari tidak juga ditemukan, mungkin Gendam Asmaradana menjadi siluman atau demit di telaga kalasan. Orang-orang lalu bubar”.
Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer pada tanggal 1 Desember. Di sana ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, bernama Ralph. Ralph yang dikirim untuk menjemput sang profesor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor.
Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal yang dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka. Kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor itu dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
"Dari mana Anda belajar melakukan hal-hal seperti itu ?" tanya sang profesor. "Melakukan apa ?" kata Ralph. "Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu?" "Oh," kata Ralph, "selama perang, saya kira." Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.
"Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah,"katanya.
"Saya tak pernah tahu apakah langkah berikutnya merupakan pijakan yang terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki.Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini." Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.
Kalaupun ada amal-amal kebaikan yang kitalakukan dalam hitup, itu juga tak pernah lepas dari karunia Allah dan dengan pertolongan-Nya. Karena kita pasti beramal dengan pendengaran, penglihatan, pikiran, kekuatan, kesehatan, anggota tubuh, yang semuanya semata-mata adalah nikmat dan karunia Allah. Pantas dan sangat agung sekali perkataan Ahli surga yang dikutip Al Qur`an: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini." (QS. Al A'raf : 43). Mereka bersyukur pada Allah yang telah membimbing mereka melakukan amal-amnal shalih dan memasukkan mereka ke dalam kenikmatan surga yang abadi.
Karena itu saudaraku,
Jangan pernah puas beramal. Jangan pernah berhenti beramal karena menengok dan menghitung amal dan ketaatan yang telah kita lakukan. Karena memperhatikan amal-amal kebaikan bisa menumbuhkan perasaan cukup dan kemudian menjadikan kita merasa puas. Padahal rasa puas itulah yang akan melemahkan semangat dan menghancurkan nilai-nilai amal itu sendiri. Ingatlah, kita tidak pernah tahu nilai dan kualitas amal itu di hadapan Allah SWT. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah perah menyinggung masalah ini. Katanya, setiap amal baik yang dilakukan, pasti ada bagian dari nafsu dan syetan di dalamnya. Ia mengutip sebuah hadits Rasulullah SAW saat ia ditanya mengenai orang yang menoleh ke arah lain dalam shalatnya. Kemudian Rasul menjawab, "Itu adalah rampasan yang dilakukan syetan terhadap shalat seseorang..." (HR Bukhari, Abu Daud, Nasai dan Al Hakim). Ibnu Mas'ud mengomentari hadits ini dengan mengatakan, "Bagian kecil dan sedikit itu dianggap sebagai keuntungan dan andil bagi syetan terhadap sholat seseorang. Bagaimana dengan amal-amal yang lainnya?"
Saudaraku,
Ada alasan lain kenapa kita dianjurkan untuk tidak menghitung-hitung ketaatan dan kebaikan yang telah dilakukan. Seorang salafushalih pernah mengatakan, "Adakalanya seorang melakukan kesalahan kemudian lalu masuk surga dan adakalanya seorang hamba melakukan ketaatan lalu ia masuk neraka." Orang-orang yang mendengarkannya bertanya, "Bagaimana itu bisa terjadi?" Ia menjawab, "Dia berbuat dosa dan dosa itu selalu tampak di matanya. Jika berdiri, duduk dan berjalan ia selalu teringat dengan dosanya itu lalu membuat hatinya hancur, bertaubat, menyesal dan memohon ampunan kepada Allah, sehingga keadaan itu menjadikannya selamat. Sementara orang yang melakukan kebaikan, selalu melihat kebaikan itu di depan matanya. Jika ia berdiri, duduk dan berjalan ia selalu ingat dengan kebaikan yag ia lakukan, sehingga ia menjadi takabbur ujub dan merasa telah mendapatkan karunia Allah SWT. Padahal kondisi itu menjadi sebab kebinasaannya.
Sungguh dalam makna perkatan yang diuraikan Ibnul Qayyim menanggapi perkataan salafushalih itu. "Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada seseorang hamba, maka Dia bisa saja akan memberinya dosa yang membuat hatinya hancur, kepalanya merunduk, tidak ujub dan tidak takabbur sehingga dosa ini lebih bermanfaat dari sekian banyak ketaatan. Taubatnya inilah yang akan menyelamatkannya. Seperti obat yang diminum untuk mengeluarkan penyakit di dalam tubuh."
Dikutip dari Majalah Tarbawi edisi 39
BETAPA AGUNG CINTA AKU RASAKAN
PENUH NIKMAT DI DALAMNYA
SEDIKIT SEDIKIT AKU BELAJAR UNTUK MENIKMATI CINTA ITU
MADU CINTA TELAH AKU RAIH
NAMUN KINI SEMUA TELAH HILANG
BERSAMA DENGAN SEBUAH KATA
AKU TELAH TERBANG
SELAMAT JALAN
UNTUK ORANG TERSAYANG
Read More.....
Dalam perkembangan hidupnya, manusia seringkali berhadapan dengan berbagai masalah yang mengatasinya berat. Akibatnya timbul kecemasan, ketakutan dan ketidaktenangan, bahkan tidak sedikit manusia yang akhirnya kalap sehingga melakukan tindakan-tindakan yang semula dianggap tidak mungkin dilakukannya, baik melakukan kejahatan terhadap orang lain seperti banyak terjadi kasus pembunuhan termasuk pembunuhan terhadap anggota keluarga sendiri maupun melakukan kejahatan terhadap diri sendiri seperti meminum minuman keras dan obat-obat terlarang hingga tindakan bunuh diri.
Oleh karena itu, ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam hidup ini yang terasa kian berat dihadapinya. Itu sebabnya, setiap orang ingin memiliki ketenangan jiwa. Dengan jiwa yang tenang kehidupan ini dapat dijalani secara teratur dan benar sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Untuk bisa menggapai ketenangan jiwa, banyak orang yang mencapainya dengan cara-cara yang tidak Islami, sehingga bukan ketengan jiwa yang didapat tapi malah membawa kesemrautan dalam jiwanya itu. Untuk itu, secara tersurat, Al-Quran menyebutkan beberapa kiat praktis.
Dzikir kepada Allah Swt merupakan kiat untuk menggapai ketenangan jiwa, yakni dzikir dalam arti selalu ingat kepada Allah dengan menghadirkan nama-Nya di dalam hati dan menyebut nama-Nya dalam berbagai kesempatan (dan mendalami hukum-hukum Allah, termasuk dzikrullah). Bila seseorang menyebut nama Allah, memang ketenangan jiwa akan diperolehnya. Ketika berada dalam ketakutan lalu berdzikir dalam bentuk menyebut ta'awudz (mohon perlindungan Allah), dia menjadi tenang. Ketika berbuat dosa lalu berdzikir dalam bentuk menyebut kalimat istighfar atau taubat, dia menjadi tenang kembali karena merasa telah diampuni dosa-dosanya itu. Ketika mendapatkan kenikmatan yang berlimpah lalu dia berdzikir dengan menyebut hamdalah, maka dia akan meraih ketenangan karena dapat memanfaatkannya dengan baik dan begitulah seterusnya sehingga dengan dzikir, ketenangan jiwa akan diperoleh seorang muslim, Allah berfirman yang artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram (
Untuk mencapai ketenangan jiwa, dzikir tidak hanya dilakukan dalam bentuk menyebut nama Allah, tapi juga dzikir dengan hati dan perbuatan. Karena itu, seorang mu'min selalu berdzikir kepada Allah dalam berbagai kesempatan, baik duduk, berdiri maupun berbaring.
2. Yakin Akan Pertolongan Allah.
Dalam hidup dan perjuangan, seringkali banyak kendala, tantangan dan hambatan yang harus dihadapi, adanya hal-hal itu seringkali membuat manusia menjadi tidak tenang yang membawa pada perasaan takut yang selalu menghantuinya. Ketidaktenangan seperti ini seringkali membuat orang yang menjalani kehidupan menjadi berputus asa dan bagi yang berjuang menjadi takluk bahkan berkhianat.
Kecemasan dan ketidaktenangan jiwa adalah karena manusia seringkali terlalu merasa yakin dengan kemampuan dirinya, akibatnya kalau ternyata dia merasakan kelemahan pada dirinya, dia menjadi takut dan tidak tenang, tapi kalau dia selalu memperhatikan bukti-bukti kekuasaan Allah dia akan menjadi yakin sehingga membuat hatinya menjadi tentram, hal ini karena dia sadari akan besarnya kekuasaan Allah yang tidak perlu dicemasi, tapi malah untuk dikagumi. Allah berfirman yang artinya: Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman, "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab, "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tenang (tetap mantap dengan imanku)". Allah berfirman, ("kalau begitu) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah, kemudian letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS 2:260).
Allah Swt memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang amat banyak. Kenikmatan itu harus kita syukuri (dengan hati, lisan, dan perbuatan) karena dengan bersyukur kepada Allah akan membuat hati menjadi tenang, hal ini karena dengan bersyukur, kenikmatan itu akan bertambah banyak, baik banyak dari segi jumlah ataupun minimal terasa banyaknya. Tapi kalau tidak bersyukur, kenikmatan yang Allah berikan itu kita anggap sebagai sesuatu yang tidak ada artinya dan meskipun jumlahnya banyak kita merasakan sebagai sesuatu yang sedikit.
Al-Quran adalah kitab yang berisi sebaik-baik perkataan, diturunkan pada bulan suci Ramadhan yang penuh dengan keberkahan, karenanya orang yang membaca (tilawah), mendengar bacaan (tasmi') dan mengkaji (tadabbur) ayat-ayat suci Al-Quran niscaya menjadi tenang hatinya, manakala dia betul-betul beriman kepada Allah Swt, Allah berfirman yang artinya: Allah telah menurunkan perkataan yang baik (yaitu) Al-Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhanya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya (QS 39:23).
Akhirnya, menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memantapkan ketenangan dalam jiwa kita masing-masing sehingga kehidupan ini dapat kita jalani dengan sebaik-baiknya.
Read More.....Heboh nomor ponsel "menyantet" orang yang konon ada warga yang tewas akhirnya terkuak. Si pengirim ternyata bukan dukun santet atau dukun ilmu hitam, tapi hanya ABG yang iseng ingin mengerjai teman-temannya.
Dari penelusuran Batam Pos, Rabu (7/5) akhirnya terkuak siapa pelakunya yang pertama kali mengirimkan sms. Pengirimnya adalah ABG yang berasal dari Tanjung Uban Bintan, Kepri.
"Awalnya sms saya kirim untuk mengusili teman-teman saya" ucap ABG yang mengaku kepada Batam Pos, Rabu (7/5). ABG Perempuan yang namanya tidak mau disebutkan menerangkan, sms tadi dikirim saat dirinya tidak ada kegiatan sehingga dia terkenang dengan teman-temannya. Saat teringat teman-temannya, ia iseng mengirimkan sms dengan nada sedikit usil.
Adapun isi sms tadi yaitu meminta teman-temannya untuk berhati-hati jika menerima telp dari 0866 dengan tampilan warna merah dilayar ponsel. sebaiknya tidak diangkat karena bisa menyebabkan kematian.
Masih menurut sms tadi, di Jakarta disebutkan sudah ada korbannya yang meninggal dunia setelah menerima telp tsb. untuk meyakinkan teman-temannya tadi dia meminta untuk menyebarkan sms tsb. Ia tidak menyangka jika sms isengnya menyebar luas hingga ke luar kepri. untuk itu ia perlu meluruskan agar tidak meresahkan warga.
Selesai......
Dasar Njing tuh ABG
Case Closed
Neh buktinye ...
Heboh nomor ponsel "menyantet" orang yang konon ada warga yang tewas akhirnya terkuak. Si pengirim ternyata bukan dukun santet atau dukun ilmu hitam, tapi hanya ABG yang iseng ingin mengerjai teman-temannya.
Dari penelusuran Batam Pos, Rabu (7/5) akhirnya terkuak siapa pelakunya yang pertama kali mengirimkan sms. Pengirimnya adalah ABG yang berasal dari Tanjung Uban Bintan, Kepri.
"Awalnya sms saya kirim untuk mengusili teman-teman saya" ucap ABG yang mengaku kepada Batam Pos, Rabu (7/5). ABG Perempuan yang namanya tidak mau disebutkan menerangkan, sms tadi dikirim saat dirinya tidak ada kegiatan sehingga dia terkenang dengan teman-temannya. Saat teringat teman-temannya, ia iseng mengirimkan sms dengan nada sedikit usil.
Adapun isi sms tadi yaitu meminta teman-temannya untuk berhati-hati jika menerima telp dari 0866 dengan tampilan warna merah dilayar ponsel. sebaiknya tidak diangkat karena bisa menyebabkan kematian.
Masih menurut sms tadi, di Jakarta disebutkan sudah ada korbannya yang meninggal dunia setelah menerima telp tsb. untuk meyakinkan teman-temannya tadi dia meminta untuk menyebarkan sms tsb. Ia tidak menyangka jika sms isengnya menyebar luas hingga ke luar kepri. untuk itu ia perlu meluruskan agar tidak meresahkan warga.
Selesai......
Dasar Njing tuh ABG
Case Closed
Neh buktinye ...
Bagi penggemar tanaman atau yang memiliki hobi berkebun, seringkali menemukan binatang yang menjengkelkan, dimana dedaunan muda yang tumbuh segar, menjadi tak beraturan dan bolong-bolong bahkan habis dan tinggal tangkainya saja. Ternyata setelah kita perhatikan ada hewan yang biasanya berwarna hijau, sehijau dedaunan untuk kamuflase, binatang tersebut adalah ulat.
Ulat adalah salah satu binatang yang sangat rakus dalam melahap hijaunya dedaunan tanaman yang kita sayangi. Rasa marah yang sangat bila kita jumpai tanaman kesayangan kita telah habis dedaunannya, bahkan hanya tinggal ranting-ranting saja. Sedih dan marah rasanya karena usaha kita terasa terampas begitu saja karena ulah sang ulat.
Dibalik kekesalan dan rasa marah, pernahkah kita mencoba untuk melihat atau sedikit tertegun mengernyitkan dahi atas ulah sang ulat tersebut atau sebaliknya kita membunuhnya untuk melampiaskan kekesalan hati, setega itukah?
Hasil yang diakibatkan oleh ulah sang ulat memang sangat mengesankan bila dibanding dengan wujud ulat yang lemah dan lunak tubuhnya. Melihat dari akibat yang dihasilkan maka dapat kita katakan bahwa karakter ulat adalah pekerja keras dalam menggunduli dedaunan tanaman kita, seakan-akan mereka seperti dikejar deadline dan harus buru-buru untuk menyelesaikan. Hasilnya sangat mengesalkan sekali buat kita, yaitu tanaman yang gundul dalam waktu yang relatif singkat dan sekali lagi sungguh mengesankan.
Dalam menjalani misinya sang ulat tak membiarkan sedikit waktu terbuang. Sang ulat baru berhenti ketika sampai pada saat yang ditentukan dimana ia harus berhenti makan untuk menuju ke dalam kondisi puasa yang keras. Puasa yang sangat ketat tanpa makan tanpa minum sama sekali, dalam lingkupan kepompong yang sempit dan gelap.
Pada masa kepompong ini terjadi sebuah peristiwa yang sangat menakjubkan, masa dimana terjadi transformasi dari seekor ulat yang menjijikkan menjadi kupu-kupu yang elok dan indahnya dikagumi manusia. Sang kupu-kupu yang terlahir seakan-akan menjadi makhluk baru yang mempunyai perwujudan dan perilaku yang baru dan sama sekali berubah.
Haruskah kita membiarkan begitu saja sebuah peristiwa yang sangat indah dan mengesankan ini, tentu tidak. Sebenarnya kita patut malu bila melihat tabiat ulat yang pekerja keras. Ulat seakan tak mempunyai waktu yang terluang dan terbuang sedikitpun. Waktu yang tersedia adalah waktu yang sangat berharga bagi ulat untuk menggemukkan badan sebagai persiapan menuju sebuah keadaan dimana diperlukan energi yang besar yaitu masa kepompong, seakan dikejar-kejar oleh deadline sehingga sang ulat tak pernah beristirahat sejenakpun untuk terus melahap dedaunan.
Berpacunya sang ulat dengan waktu, ternyata disebabkan sang ulat telah mempunyai sebuah tujuan yang sangat jernih dan jelas yaitu mengumpulkan semua potensi yang ada untuk menghadapi satu saat yang sangat kritis yaitu masa kepompong, dimana pada masa kepompong tersebut dibutuhkan persiapan yang prima. Datangnya masa kepompong adalah sebuah keniscayaan, maka sang ulat mempersiapkan dengan kerja keras untuk menghadapinya.
Sebuah persiapan diri dengan kerja keras dilakukan juga pada
hewan-hewan yang mengalami musim dingin. Dimana untuk menghadapi masa sulit di musim dingin, banyak hewan yang melakukan hibernasi selama musim dingin di gua-gua atau liang-liang, agar terhindar dari ganasnya musim dingin. Agar tubuh tetap hangat dan tersedianya energi maka sebelum menjelang musim dingin, hewan-hewan tersebut akan menumpuk lemak sebanyak-banyaknya di dalam tubuhnya, untuk dipakai sebagai bekal dalam tidur panjangnya.
Lalu coba kita berkaca dan mereview diri kita, adakah semangat yang luar biasa selayaknya ulat yang telah menggunduli dedaunan, bukankah sebuah masa depan dan tanggung jawab yang begitu beratnya harus kita pikul dan tunaikan. Namun kita terbuai dan masih sering suka bermain-main, selayaknya tertipu oleh permainan yang sangat melenakan.
Masa-masa dalam kehidupan kita sebagai individu atau kelompok, pasti tak akan pernah luput dari masa yang menyenangkan dan kemudian digantikan masa-masa yang sulit, itu adalah sebuah kepastian, sepasti bergantinya musim hujan disongsong oleh musim kemarau yang memayahkan.
Di dalam masa-masa senang satu saat akan berganti menjadi masa yang sulit dan bahkan menjadi sebuah musibah karena mengintai sebuah keterlenaan. Sungguh benar hadist nabi untuk mengambil kesempatan
Janganlah kita terlena bahkan kalah dengan hewan yang bernama ulat yang mempunyai etos kerja unggul dan memiliki pola pandang yang jauh ke depan yang meniti masa depan tersebut dengan kerja keras, karena masa depan dengan kesulitan dan cobaan itu pasti akan datang dan menghampiri kita, maka persiapan yang matang dan kerja keras yang mampu menolong kita dan bukan kemalasan dan menunda-nunda pekerjaan. Wallahu a'lam bishshowab
Anda pasti tahu kelanjutan syair lagu diatas, atau setidaknya pernah mendengar lagu tersebut. Iwan Fals dengan begitu puitis namun gamblang menggambarkan beratnya kehidupan yang harus dijalani seorang ibu demi mendidik dan membesarkan buah hatinya, kita !
Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda
Pemuda : Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya
Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya
2. Apakah yang dinamakan takdir
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api,tentu tidak menyakitkan buat syetan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.
Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?
Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit
Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda : Ya
Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda : Saya tidak bisa
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak
Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda : Tidak
Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir
Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : kulit
Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : kulit
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : sakit
Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan.